PENGUJIAN PROGRAM

Pengujian program menurut Rini Astuti dalam Testing Tahap Pemrograman,testing program merupakan proses mengoperasikan program komputer pada saat program atau komponen program pada kondisi tertentu,mengamati atau mencatat hasilnya,dan membuat evaluasi terhadap aspek-aspek dari program dan komponen program tersebut. a.semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai ke persyaratan pelanggan.sebagaimana telah kita ketahui,sasaran pengujian perangkat lunak untuk mengungkapkan kesalahan.Hal ini memenuhi kriteria bahwa cacat yang paling fatal (dari titik pandang pelanggan) adalah cacat yang menyebabkan program gagal memenuhi persyaratannya. b.Pengujian harus di rencanakan lama sebelum pengujian itu di mulai.perencanaan pengujian dapat dimulai setelah model persyaratan dilengkapi.Definisi detail mengenai fast case dapat dimulai segera setelah model desain diteguhkan.Dengan demikian,semua pengujian dapat direncanakan dan dirancang sebelum semua kode dibangkitkan. c.Prinsip pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak.prinsip pareto mengimplikasikan bahwa 80% dari semua kesalahan yang di temukan selama pengujian sepertinya akan dapat ditelusuri sampai 20% dari semua modul program.

1.Prinsip pengujian. a.semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai ke persyaratan pelanggan.sebagaimana telah kita ketahui,sasaran pengujian perangkat lunak untuk mengungkapkan kesalahan.Hal ini memenuhi kriteria bahwa cacat yang paling fatal (dari titik pandang pelanggan) adalah cacat yang menyebabkan program gagal memenuhi persyaratannya. b.Pengujian harus di rencanakan lama sebelum pengujian itu di mulai.perencanaan pengujian dapat dimulai setelah model persyaratan dilengkapi.Definisi detail mengenai fast case dapat dimulai segera setelah model desain diteguhkan.Dengan demikian,semua pengujian dapat direncanakan dan dirancang sebelum semua kode dibangkitkan. c.Prinsip pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak.prinsip pareto mengimplikasikan bahwa 80% dari semua kesalahan yang di temukan selama pengujian sepertinya akan dapat ditelusuri sampai 20% dari semua modul program.

2.Pengujian (Testabilitas) a.Operabilitas : semakin baik ia belerja,semakin efisien ia dapat di uji. b.Observabilitas : apa yang anda lihat adalah apa yang anda uji. c.Kontrolabilitas : semakin baik kita dapat mengontrol perangkat lunak,semakin banyak pengujian yang dapat diotomatisasi dan dioptimalkan. d.Dekomposabilitas : Dengan mengontrol ruang lingkup pengujian,kita dapat lebih cepat mengisolasi masalah dan melakukan pengujian kembali secara lebih halus. e.Kesederhanaan : semakin sedikit yang di uji,semakin cepat kita dapat mengujinya. f.Stabilitas : semakin sedikit perubahan,semakin sedikit gangguan dalam pengujian. g.Kemampuan untuk dapat di pahami : semakin banyak informasi yang kita miliki,semakin halus pengujian yang akan dilakukan.

3.Tujuan. a.Menilai apakah sistem yang dikembangkan telah sesuai dan memenuhi kebutuhan yang sudah ditetapkan. b.Menemukan kesalahan pada sistem yang tidak terlihat sebelumnya. c.Menilai apakah sistem sudah beroperasi dengan benar.a.Menilai apakah sistem yang dikembangkan telah sesuai dan memenuhi kebutuhan yang sudah ditetapkan. b.Menemukan kesalahan pada sistem yang tidak terlihat sebelumnya. c.Menilai apakah sistem sudah beroperasi dengan benar.

4..Prosedur Testing. A.Tentukan yang akan di uji. B.Menentukan cara pelaksanaan pengujian. C.Membuat kasus uji. D.Menentukan hasil yang diharapkan. E.Melaksanakan pengujian. F.Melakukan perbandingan antara hasil uji dan hasil yang diharapkan.

5.Perbedaan BLACK BOX TESTING dan WHITE BOX TESTING. Black box testing adalah uji coba terhadap fungsionalitas sebuah aplikasi atau program apa pun yang sedang dikembangkan. Metode ini juga dikenal dengan istilah behavioral testing. Di sisi lain, white box testing adalah metode uji coba struktur internal aplikasi melalui sebuah software. Perbedaannya ialah: 1. Pengetahuan akan struktur internal. Untuk black box testing, struktur internal dan code yang ada di dalamnya tidak diketahui. Di sisi lain, orang yang menjalankan white box testing bisa mengetahui code dan semua struktur internal sebuah program. 2. Pihak yang melakukannya. Black box testing dijalankan oleh software tester, sedangkan white box testing oleh software developer. 3. Tujuan masing-masing pengujian. black box testing tujuannya adalah untuk menguji fungsionalitas sebuah program yang dikembangkan.white box testing bertujuan untuk melihat apakah struktur aplikasi tersebut sudah sesuai dengan ketentuan. 4. Pengetahuan yang harus dimiliki. black box testing diadakan untuk menguji fungsionalitas program. white box testing membutuhkan pengetahuan teknis karena memang pengujiannya lebih berfokus ke arah sana.

AKMIL

Hai,nama saya Muhammad alfat orang” biasa memanggil saya dengan panggilan alfat. Saya bersekolah di man 1 kota Payakumbuh. Sekarang saya duduk di kelas 12 . Jurusan saya di man 1 kota Payakumbuh IPK atau biasa di sebut jurusan agama.saya lahir pada 29_10_2003. sekarang saya berumur 18 tahun

Saya tinggal di nagari taeh baruah,jorong parid dalam

Setelah saya tamat/lulus dari man 1 kota Payakumbuh saya berimpian untuk masuk Akmil/turuna akmil, insyaallah

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai